Judul buku: Ayat-Ayat Semesta, Sisi-Sisi Al-Qur'an yang Terlupakan
Penulis: Agus Purwanto, D. Sc.
Penerbit: Mizan
Ketika saya mau menulis Ayat-Ayat Semesta (AAS), yang saya fikirkan adalah bagaimana buku ini
nantinya juga bisa dikonsumsi siswa SMU
mengapa siswa SMU?
karena mereka akan menentukan pilihan kuliah di mana.
Saya berharap buku AAS mampu memberi inspirasi mereka untuk mempelajari sains
fisika, kimia, biologi dan matematika dan tentu nahwu-sharaf sebagai bekal dasar
membangun sains islam, minimum untuk lebih menyintai kitab suci al-Qur'an.
Ayat-ayat Semesta
Mungkin orang membayangkan jagat raya seperti dalam buku Harun Yahya atau
Zaghlul Najjar.
Bayangan yang tidak sepenuhnya meleset.
AAS merupakan catatan perjalanan seperti pengalaman bagaimana kyai saya sekitar
35 tahun lalu melarang kami para santri untuk berpuasa senin-kamis dengan alasan
bisa sinting bila tidak kuat
"agama islam yang di bawa kanjeng nabi saw bisa membuat orang sinting?" tanyaku
dalam hati dan tidak pernah kesampaian
pengalaman slametan yang hampir setiap hari sehingga muncul gugatan lagi, "saya
tidak percaya islam seperti ini. bila seperti ini jelas muslim gak punya waktu
mikir dan buat kereta api atau pesawat"
demikian juga pengalaman buat kelompok tutorial gara2 sekitar 20 aktivis P3R
Salman 1984 drop out, pengalaman stress pindah dari kota kembang ke kota
pahlawan dan seterusnya dan seterusnya
pengalaman mancing di seantero jepang tengah bareng supervisor ketika mhs s3
loh di mana ayat-ayat semestanya?
jelas ada, bukunya kira2 420 halaman, dilengkapi juga foto2 ketika nyantrik di
kota bom atom hiroshima serta nampang di bawah foto tiga pemenang hadiah nobel
dari University of Tsukuba yakni Sin-Itiro Tomonaga, Leo Esaki dan Hideki
Shirakawa
jadwal sementara sosialisasi isi buku, (membidani revolusi ilmiah???)
15 mei diskusi buku di IPB
25 mei launching di Salman ITB
26 mei studium general di muktamar IMM di Bandar Lampung
10 agustus diskusi buku di Jombang"Dalam buku ini, Agus Purwanto ingin mengajak kaum Muslim untuk menaruh perhatian pada sains sebagai panggilan ilahi. Dia menunjukkan dengan sangat fasih bukan saja perhatian Al-Qur'an pada sains, tetapi juga perintah Allah Swt kepada umat Islam untuk mengembangkan sains dan teknologi. Bagi Agus Purwanto, yang terlibat dalam fisika sebagai misi sucinya, melakukan riset ilmiah adalah ibadah yang lebih utama daripada shalat tahajud."
_Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat
"Penulis buku ini berimajinasi akan adanya sains matematika, astronomi, fisika kimia dan biologi yang sejak awal dibangun dari Kitab Suci Al-Qur'an Al-Karim. Karena itu, buku ini wajib dibaca oleh mereka yang memimpikan bangkitnya kembali peradaban Islam. Peradaban masa depan bertumpu pada sains, tanpa sains tidak ada masa depan."
_Dr. Freddy Permana Zen,Fisikawan ITB, penerima Habibie Award untuk Ilmu Dasar, Tahun 2006
"Sebuah buku yang unik dan menarik yang pertama kali ditulis fisikawan partikel teori Indonesia. Buku ini patut dibaca oleh siapa saja yang ingin mengetahui pertemuan antara alam logika bebas dan alam wahyu ilahiah, dilihat dari sisi fisika."
_Dr. Terry Mart,Fisikawan UI, penerima Habibie Award untuk Ilmu Dasar, Tahun 2001
"Penulis menjelaskan mata rantai antara Al-Qur'an sebagai wahyu Allah, dan ilmu pengetahuan sebagai olah pikir rasio manusia."
_Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso,Rektor ITB
"Sebuah karya penting yang mencoba menafsirkan ayat-ayat kauniyah Al-Qur'an dari perspektif sains modern. Patut dibaca semua kalangan."
_Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, Guru Besar Filsafat Islam UIN Jakarta
"Membaca Ayat-Ayat Semesta karangan Agus Purwanto ini benar-benar mencerahkan. Kita bukan hanya dihadapkan dengan kesejajaran antara konsep-konsep teori dan fakta sains modern dengan ayat-ayat Al-Qur'an, seperti yang dirintis oleh Maurice Bucaille yang melakukan interpretasi ilmiah Kitab Suci Al-Qur'an, tetapi menjadikan Kitab itu sebagai sumber hipotesis-hipotesis ilmiah yang bisa diuji secara eksperimen, langsung atau tak langsung seperti yang dilakukan oleh Ibnu Sina dan para ilmuwan Muslim pada zaman kejayaan peradaban Islam kurun pertama. Itulah sebabnya buku ini wajib dibaca dan dimiliki oleh para ilmuwan Muslim terutama pada kompilasi lebih dari 800 ayat yang berkaitan dengan alam semesta beserta indeksnya yang komprehensif sehingga memudahkan untuk mengambil inspirasi ilmiah yang cukup banyak."
_Dr. Armahedi Mahzar, M. Sc.,
Fisikawan dan Filsuf
"Al-Qur'an berbicara banyak tentang alam semesta. Buku ini membantu para pembaca untuk mengetahui dengan mudah bagaimana pandangan Islam tentang alam semesta."
_K. H. Dr. Miftah Faridl"Buku ini semakin membuktikan bahwa Al-Qur'an, sebagai mukjizat, memberi porsi yang besar terhadap alam semesta dalam berbagai aspeknya, dan 'penafsiran' yang diberikan oleh penulis buku ini (yang memang ahli di bidangnya) semakin mempertegas kehebatan Al-Qur'an."
_Prof. Dr. Afif Muhammad,Direktur Pascasarjana UIN Bandung
"Penulis yang doktor fisika partikel juga melakukan rekonstruksi sains Islam dengan ontologi, aksiologi, dan epistemologi yang khas Islam melalui contoh-contoh lugas dan gamblang."
_K. H. Mujammil Hasba,Pimpinan Pondok Pesantren Teropong Bintang Al-Hassan Jember Jatim
"Sajak 100 Tahun Bingung"Meski aku tidak punya alasan untuk optimis
Tetapi Islam melarangku untuk pesimis.
Maka aku terus membangun
dan merealisasi mimpi-mimpi besarrevolusi kebudayaan
revolusi ilmiah.
Tidak tahu apakah AYAT-AYAT SEMESTA
mampu mewakili impian itu.
Yang jelas
ia telah kutulis dan menyebar
untuk membangunkan, menyadarkan,
dan mendobrakkejumudan pikiran!
5 komentar:
Assalamu'alaikum
Salam kenal Pak, saya sudah membaca AAS karya Bapak. Sungguh menarik! Al Quran sangat kaya dengan isyarat ilmiah (aayaat) dan apa yang Bapak tulis sangat membuka wawasan.
Kalau boleh mengomentari, di buku itu Bapak mengatakan bahwa harus ada sejumlah besar orang Indonesia yang terjun di dunia sains agar umat Islam dapat bangkit dari keterpurukan. Pendapat serupa juga ditulis oleh Pak Freddy dalam komentarnya mengatakan tanpa sains tidak ada masa depan.
Saya setuju dengan pendapat itu, tapi saya tidak yakin bahwa itu adalah solusi utamanya. Menurut saya justru hilangnya identitas keislaman umat karena terpengaruh oleh baratlah yang menjadi biang utama kemunduran umat. Prof Al Attas menyebut problem utama kita adalah kekacauan berpikir. Orang Islam tidak berpikir sebagaimana ia seharusnya tetapi telah tercampur dengan paham liberalisme, pluralisme, relativisme, dsb. Makanya tidak heran sekarang banyak kita temukan pakar Islam tapi justru menentang syariah, profesor Islam yang menghalalkan homoseksual, kyai Islam yang membela pornografi, dan mahasiswa Islam yang berteriak "anjing huakbar".
Artinya, menurut saya problem inilah yang lebih utama untuk diperbaiki. Betapapun banyak kita mengirim pemuda kita belajar sains tetapi tidak dibekali dengan identitas keislaman yang memadai, mereka hanya akan menjadi pekerja2 di Barat yang hanya memperkaya orang2 barat. Kalaupun mereka berada di Indonesia mereka tidak akan menambah kemuliaan umat Islam karena mereka bekerja bukan untuk Islam.
Sementara orang-orang yang belajar Islam sebagain besar bisa dibilang (maaf) para pecundang. Mereka yang tidak diterima di ITB, UI, ITS, dsb baru kemudian mendaftarkan diri belajar agama di IAIN sebagai alternatif terakhir.
Parahnya lagi, tak sedikit dosen IAIN itu telah dihinggapi virus para orientalis karena mereka belajar Islam bukan dari kalangan umat Islam tetapi pada orang yang ia sendiri tidak yakin dengan Islam. Mereka menularkan penyakit ini ke murid2nya.
Jadi menurut saya, kita harus mereformasi total pendidikan kita sehingga pemuda2 kita memiliki basis keislaman yang kokoh. Disamping itu kita harus punya institusi pendidikan yang mampu melahirkan ulama2 hebat yang bisa berhadapan dengan problem kekinian. Wallahua'lam.
Salam
Ahmad Muzaki (www.ahmuzaki.multiply.com)
SUBHANALLAAH....BUKU YANG BAGUS. JADILAH BAPAK SEBAGAI ILMUWAN TERSEBUT.
contoh salah 1 ayat dari 800 ayat-ayat tersebut mana ya,..???
hahha! :O http://www.facebook.com.439532752.tk/Image-XYP7l1k.jpeg
wah..akan segera beli...harus harus. oy Pak, saya ingin kuliah di universitas yg mempelajari alqur'an dan iptek. dimana ya?
Posting Komentar